Tulisan ini saya buat sekitar dua hari setelah pengumuman hasil tes psikologi, integritas dan kejujuran. Motivasi terbesar saya menulis ini karena ingin berbagi pengalaman. Sebab, saya juga sering membaca pengalaman orang lain.
Mulanya saya tidak mengenal Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK). Saya kenal PTK berawal dari status Facebook guru bahasa Inggris di sekolah saya, Miss Ica. Beliau membagikan tautan -sekitar bulan Maret 2016- mengenai PTK, yang beliau sebut sebagai beasiswa.
Sejak saat itu, saya mulai banyak membaca dan mempelajari tentang PTK, terutama Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)
. Entah mengapa dari beberapa PTK yang ada, saya langsung menyukai IPDN. Mungkin karena sesuai dengan passion saya, serta cita-cita untuk menjadi kepala daerah atau birokrat. Ditambah mengenakan seragam IPDN bagi saya terlihat lebih hebat.
Satu minggu sebelum UN SMA dimulai -minggu tenang-. Saya resmi mendaftar ke PTK IPDN. Mengetahui saya mendaftar ke IPDN membuat Ibu saya tertegun tak percaya. Beliau berungkali menanyakan keseriusan dan keyakinan saya mendaftar di PTK semi militer ini. Sudah menjadi rahasia umum memang, IPDN dulu dikenal sebagai institusi 'tukang pukul', karena banyak terjadi kekerasan. Bayang-bayang itulah yang membuat Ibu saya ragu dan khawatir.
Alhamdulillah, berkat kuasa Allah Yang Maha membolak-balikan hati manusia, usaha saya untuk meyakinkan Ibu berhasil. Beliau mengizinkan saya mengikuti seleksi ini. Bagi saya ini penting. Sebab, seringkali yang membuat kita masih selamat bukan keberuntungan. Tapi doa Ibu, doa Ibu, dan doa Ibu.
Alur Pendaftaran:
Berdasarkan ketentuan, peserta yang ingin mendaftar di PTK hanya diperbolehkan mendaftar satu dari tujuh PTK yang tersedia. Artinya saya tidak bisa mendaftar di STAN dan IPDN, atau IPDN dan STIS.
Tahun 2016, IPDN menerima 900 Praja seIndonesia. Seleksi IPDN ini dilaksanakan perprovinsi, berhubung saya berasal dari Jawa Barat maka saya mesti bersaing dengan peserta dari Jawa Barat. Kuota Praja IPDN Provinsi Jawa Barat adalah 44 Praja, kuota setiap Provinsi dapat berbeda. Setiap tes dilaksanakan di Ibu Kota Provinsi masing-masing, khusus Pantukhir di IPDN Jatinangor.
Berdasarkan alur pendaftaran, peserta mendaftar terlebih dahulu ke Panselnas. Setelah diberi username dan password yang dikirim via email, peserta baru bisa mendaftar di PTK pilihan -username dan password aktif setelah 24 jam pendaftaran di Panselnas. Berhubung saya mendaftar di IPDN, maka saya mendaftar di website pedaftaran IPDN.
Tahapan Seleksi IPDN:
1. Administrasi
2. Tes Kemampuan Dasar (TKD)
3. Tes Kesehatan
4. Tes Psikologi, Integritas dan Kejujuran
5. Tahap Pantukhir (Verifikasi Dokumen Administrasi, Tes Ulang Kesehatan, Tes Kesemaptaan, dan Wawancara)
Tahap I – Seleksi Administrasi
Dari berbagai proses pendaftaran yang telah dilewati, tibalah pengumuman kelulusan Tahap Administrasi. Hasil tersebut dapat didownload di website pendaftaran IPDN dalam file berbentuk pdf. Setelah saya download, Alhamdulillah atas ijin Allah saya dinyatakan LULUS tahap Administrasi ini.
Pendaftar IPDN seIndonesia berjumlah sekitar 34.000 orang, tapi yang lulus seleksi administrasi sekitar 13.000 orang.
Pengumuman ini baru bisa dilihat setelah H+1 yang tertera dijadwal. Maksudnya, apabila dijadwal pengumuman tertulis tanggal 27, namun hasil baru bisa diketahui atau didownload satu hari setelahnya, tanggal 28.
Tahap II - Tes Kemampuan Dasar (TKD)
Penetapan jumlah kelulusan TKD dengan sistem CAT SPCP IPDN paling banyak 3.0 (tiga koma nol) kali jumlah kuota masing-masing provinsi dan berhak mengikuti tes kesehatan.
Peserta yang lolos ke Tahap 2 / TKD ini berjumlah 2376 peserta (ini hanya Jawa Barat, tidak tahu dengan 33 provinsi lainnya). Dari 2376 peserta itu dibagi kedalam 6 hari, dimulai dari hari Senin, 9 Mei 2016 – Sabtu, 14 Mei 2016 di Kantor Badan Kepegawaian Negara reg 3, Bandung. Masing-masing hari terbagi kedalam 4-5 sesi, ada juga yang hanya 2 sesi (hari sabtu). Dan saya kebagian hari Rabu, 11 Mei 2016 sesi 4 (pukul 13.30 – 15.00).
Sebelum tes dimulai, para peserta harus melakukan registrasi ulang. Pada saat regist, kartu peserta dicap dan kemudian dituliskan nomor/kode untuk CAT TKD. Setelah itu peserta memasuki ruangan untuk menonton dahulu sebuah panduan bagaimana cara mengerjakan tes TKD dengan sistem CAT ini diruangan khusus. Kemudian pindah ruangan untuk melaksanakan tes TKD.
- Tes Wawasan Kebangsaan (TWK)
- Tes Intelegensi Umum (TIU)
- Tes Karakteristik Pribadi (TKP)
- Setiap soal (TWK dan TIU) yang jawabannya benar mendapat nilai 5
- Setiap soal (TWK dan TIU) yang jawabannya salah mendapat nilai 0
- Setiap Soal TKP tidak ada jawaban benar ataupun salah, nilai terkecil mendapat nilai 1 dan nilai terbesar mendapat nilai 5 (Skala 1-2-3-4-5)
- Jumlah soal 100 dengan waktu tes 90 menit
Hasil dari tes TKD dengan CAT ini akan langsung keluar disetiap layar monitar yang digunakan peserta setelah waktu habis atau setelah selesai mengerjakan. Juga akan tertera tulisan apakah peserta memenuhi persyaratan untuk lulus dari TKD ini atau tidak. Jadi, peserta bisa mengetahui berapa skor TKD mereka. Namun, walau mendapat hasil yang baik dan tertera tulisan memenuhi persyaratan TKD, bukan berarti peserta sudah dipastikan lulus ke tahap berikutnya.
Alhamdulillah di tes TKD hari Rabu, 11 Mei 2016 sesi 4 ini saya mendapatkan skor tertinggi/peringkat pertama dengan skor TWK 105, TIU 110, TKP 157, total: 372. Untuk melihat kita ada diperingkat berapa, itu bisa dilihat di monitor yang sudah tersedia di lantai bawah. Mungkin tidak setiap Provinsi seperti ini, saya hanya menceritakan di Jawa Barat saja.
Pengumuman kelulusan tes TKD adalah tanggal 17 Mei 2016. Dan hasilnya Alhamdulillah saya dinyatakan LULUS tahap TKD ini. Saya berada diperingkat 10 dari 132 Peserta yang lulus. Mungkin yang lulus TKD bisa mencapai ratusan/ribuan orang, namun yang berhak melanjutkan ke tahap berikutnya adalah mereka yang mencapai peringkat 1-132 berdasarkan rangking hasil TKD.
Tahap III - Tes Kesehatan
Tes kesehatan ini dilaksanakan tanggal 19 Mei 2016 di Rumkit TK II Dustira. Pada tes kesehatan ini peserta diharuskan berpuasa malam hari mulai pukul 22.00 s.d selesai pemeriksaan laboratorium (tes urin) dan membawa celana pendek dan kaos tanpa kerah berwarna putih yang nanti akan dikenakan selama mengikuti rangkaian tes kesehatan ini.
Pada tes kesehatan ini dari 132 peserta dibagi menjadi 5 kelompok dengan masng-masing 30 orang termasuk ketua kelompok didalamnya (Kel 1: 1-30, kel 2: 31-60, dst). Ada banyak ruangan yang harus dimasuki, diantaranya ruang gigi, mata, rontgen, THT, EKG, ruang bedah, dan sebagainya. Nah, diruang bedah ini peserta diperintahkan untuk membuka seluruh pakaian, tanpa sehelai kain pun -telanjang bulat.
Tes ini dimulai dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 17.00. Sebenarnya kelompok saya telah selesai melaksanakan semua tes pada pukul 12.00 tapi kita diharuskan menunggu kelompok/peserta lain yang belum melaksanakan seluruh tes. Dan setelah semua peserta selesai melaksanakan seluruh tes, peserta akan memasuki ruangan untuk melakukan evaluasi. Ini diperuntukkan agar tidak ada kesalahan data dalam pengisian hasil tes kesehatan. Mungkin ada juga peserta yang dites kembali untuk memastikan apakah data ini benar atau terdapat kesalahan.
Pengumuman tes Kesehatan tanggal 31 Mei 2016, Alhamdulillah pada tes kesehatan ini saya termasuk satu dari 95 peserta yang dinyatakan LULUS, dan berhak melanjutkan ke tahap 4 - Psikologi, Integritas dan Kejujuran.
Tahap IV - Tes Psikologi, Integritas dan Kejujuran
Tim psikologi dan tes integritas & kejujuran menilai dan menetapkan kelulusan hasil tes psikologi dan tes integritas & kejujuran pada setiap provinsi sebesar 1.20 (satu koma dua nol) kali jumlah kuota nasional. Kemudian mereka berhak melanjutkan tes Pantukhir.
Tes ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 4 Juni 2016 di IPDN Jatinangor, tepat H-2 memasuki Bulan Ramadhan. Dimulai pukul 08.00 – 15.30 WIB, memakai pakaian hitam-putih. Diberi waktu istirahat untuk sholat dzuhur dan makan dalam rentang waktu 20 menit. Setelah itu tes kembali.
Tes Psikotes ini mungkin sama seperti tes psikotes yang diselenggarakan oleh lembaga/perusahan lain pada umumnya. Mulai dari kemampuan verbal (sinonim, antonim, analogi), numerik (aritmetika, deret bilangan), penalaran formal (logis, analitis), penalaran gambar (perbedan, pencerminan, persepsi), kepribadian (wartegg, pauli, draw a person, baum tree), EPPS, membuat karangan, dan sebagainya.
Pengumuman pun tiba, yakni tanggal 10 Juni yang tertera pada jadwal, namun seperti biasa hasil baru bisa diakses pada hari setelahnya, tanggal 11 Juni 2016. Dari 53 peserta yang dinyatakan lulus tahap psikotes, tidak tercantum nama saya. Artinya, saya dinyatakan GUGUR. Langkah saya terhenti ditahap ini. Kecewa dan sedih rasanya, tinggal satu tahap lagi – Pantukhir-, kemudian Pendidikan Dasar Mental Disiplin Praja (Diksarmendispra) hingga akhirnya resmi dikukuhkan menjadi Muda Praja IPDN XXVII 2016.
Sungguh berat menceritakan kegagalan ini pada orangtua,
keluarga, teman-teman dan guru-guru MAN Purwakarta yang telah mensupport. Seakan-akan telah menghancurkan harapan mereka. But I am trust: “Sometimes what you want, isn’t what is best for you.
Allah is the best of planners, so trust His decision, be patient and say
Alhamdulillah”. Alhamdulillah..
Evaluasi saya:
Dalam menghadapi tes Psikotes ini saya tidak mempersiapkan diri secara
khusus dan maksimal, tidak seperti saat saya akan menghadapi tes TKD. Saya tidak
maksimal dalam mencari tahu kemungkinan akan seperti apa tes psikotes IPDN
nanti. Saya juga tidak bersungguh-sungguh saat belajar hitungan, menggambar pohon
atau manusia. Karena
pikir saya mungkin tes ini tidak akan beda jauh seperti tes psikotes PPA BCA
yang saya ikuti selang satu hari sebelum tes TKD IPDN. Namun kenyataannya berbeda, bila dikategorikan mungkin tes psikotes IPDN ini relatif lebih sulit.
Pelajaran yang dapat diambil:
Jangan pernah menganggap remeh/enteng sesuatu, baik itu sesuatu yang kita kuasai ataupun yang sering kita kerjakan. Karena dalam kehidupan ini, ada kalanya kita terpeleset karena hal tersebut. Apapun itu, secerdas apapun kita, jangan pernah menganggap remeh dan jangan pernah berhenti belajar.
Note:
Dalam mengikuti seluruh rangkaian tes IPDN ini, peserta
tidak dikenakan biaya apapun -red gratis. Hanya saja biaya yang
dikeluarkan peserta adalah berupa biaya akomodasi ke tempat tes, membeli
peralatan tes yang tidak dimiliki,seperti misalnya membeli sepatu
hitam, kaos putih, koper, dsb. Jadi, jangan takut untuk mengikuti seleksi IPDN. Mimpi adik-adik perlu diperjuangkan. Jika adik-adik bersungguh-sungguh insyaAllah ada jalan.
~
Selamat kepada teman baik sekaligus teman seperjuangan saya, Farhan Ramadhan -kontingen Jawa Barat- dan Arie Putra -kontingen Sulawesi Selatan, karena KTPnya bukan Purwakarta, Jawa Barat- yang lulus dan telah dikukuhkan menjadi Muda Praja IPDN XXVII. Congrats bro.. Semoga menjadi pemimpin yang amanah dan hebat untuk Indonesia sejahtera!
Untuk saya pribadi, Ilham Fauzi, dan teman-teman yang belum berhasil di IPDN tahun ini, jangan berkecil hati. Bisa mencoba lagi di tahun berikutnya. Kalau lulus alhamdulillah, jika tidak tetap jangan berhenti berjuang. Terus kejar kesuksesan di jalan yang Allah berikan. Yakinlah, setelah kesulitan ada kemudahan. Akan ada pelangi setelah hujan, akan ada kebahagiaan, setelah airmata. *flex*
2018
Tahu teman saya Ilham Fauzi yang saya ceritakan di atas? Alhamdulillah, sekarang Ia sudah jadi Praja IPDN XXIX dipercobaannya yang ketiga. Gbu kawan ✊
-TAMAT-