Tidak bisa dipungkiri kelas 12 adalah masa gencarnya sosialisasi dari pihak sekolah/BK dan mahasiswa/i tentang perkuliahan dan perguruan tinggi. Mulai dari cara masuk hingga biaya kuliah dan beasiswa.
Saat itu saya belum menentukan akan memilih Universitas mana dan jurusan apa. Saya tidak tahu sama sekali tentang Perguruan Tinggi, karena saya baru memiliki rencana akan kuliah saja ketika saya kelas 11 semester 2. Oleh karena itu saya sangat terbantu dengan adanya sosialisai ini.
Semakin hari mendekati pendaftaran SNMPTN, semakin banyak pula sosialisasi dilakukan. Hingga puncaknya ada pada acara ALMEF di sekolah saya. Mahasiswa/i datang dengan berbagai almamaternya menempati stand yang tersedia. Ada dari UNPAD, UIN, UPI, UI, UNISBA, UNDIP, UNSIKA, IPB, ITB, dan masih banyak yang lainnya. Acara ini adalah acara rutin tahunan di sekolah saya yang diselenggarakan oleh alumni. Acara ini sangat berguna sekali untuk kelas 10, 11 dan 12. Jadi, apabila di sekolah Adik-adik tidak ada acara ini, Adik-adik yang baru saja menjadi alumni bisa menjadi pelopor untuk memulainya^^
Akhirnya pilihan pun ditentukan. Saya memilih Ilmu Hubungan Internasional dan Sastra Inggris di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Alasannya, saya ingin menjadi diplomat dan menyukai Bahasa Inggris. Namun, banyak dari teman-teman dan guru yang meminta saya untuk merubah pilihan saya ke prodi yang sesuai jurusan SMA saat ini -IPA. Tapi seperti yang telah
diceritakan diawal bahwa passion yang saya miliki adalah bidang sosial, hingga akhirnya saya menolak saran mereka. Saya tidak ingin belajar selama 4 tahun lamanya dengan sebuah paksaan dan ilmu yang tidak saya sukai.
Pendaftaran
SNMPTN dibuka. Saat itu saya tidak langsung mendaftar, saya pikir-pikir
dahulu apakah yakin dengan pilihan ini atau tidak. Hingga
akhirnya saya putuskan untuk mendaftar dengan pilihan yang telah dibuat tanpa ada perubahan.
Sekitar pukul 5 pagi setelah sholat subuh+tadarus saya mulai membuka website SNMPTN untuk mendaftar. Alhamdulillah saat mendaftar saya tidak mengalami antrian panjang karena server yang overload seperti yang dialami oleh teman-teman. Bahkan, ada teman-teman yang rela sampai menginap di rumah teman hanya untuk bergadang agar bisa mendaftar, namun akhirnya hingga pukul 3 pagi server masih overload. Sehingga saya sarankan pada teman-teman untuk mendaftar pada pukul 5 pagi.
Ya, dari kesempatan yang ada: 2 PTN 3 Prodi, saya hanya mengisi 1 PTN dengan 2 Prodi. Cukup disayangkan memang. Hingga akhirnya setelah penutupan pendaftaran SNMPTN hasrat saya bertambah, saya ingin belajar Ilmu Hukum. Tapi apa daya pendaftaran sudah tidak dapat dirubah lagi.
Pelajaran untuk adik-adik: Jangan sia-siakan peluang kesempatan yang ada. Mending pikir-pikir dahulu sampai mateng mau masuk jurusan apa dan PTN mana, kalau bisa sudah memiliki pilihan dari kelas 10. Sehingga kesininya Adik-adik tinggal memantapkan hati.
Ketika menunggu pengumuman SNMPTN saya tidak berdiam diri, saya mencari info tentang beasiswa dan menyusun rencana akan daftar kemana lagi. Hingga akhirnya saat vacuum of power itu, saya mendaftar di ikatan dinas IPDN, SPAN-PTKIN dan PPA BCA. Saya juga pernah mencoba untuk mendaftar ke Australia melalui jalur beasiswa dari Kemenag, namun saya mengalami kesulitan. Saya tidak tahu bagaimana cara mendapatkan LoA dari Universitas tujuan. Saya sudah bertanya sana-sini namun hasilnya nihil, saya tetap tidak mengerti dan tidak mendapatkan LoA itu. Hingga akhirnya niat itu diurungkan.
Awalnya pengumuman SNMPTN 2016 itu tanggal 10 Mei 2016, tapi di majukan menjadi tanggal 9 Mei pukul 13.00. Saya tidak mengetahui apa alasannya, mungkin hasil sudah selesai panitia upload ke website pengumuman. Yang jelas saat tanggal 9 Mei itu posisi saya sedang berada di Bandung, mempersiapkan diri untuk tes IPDN dan PPA BCA tanggal 11 dan 12 Mei.
Jam menunjukkan sekitar pukul 12.00 keadaan saya saat itu baru bangun tidur efek pusing kepala. Setelah bangun, saya sholat, minum obat dan tidur-tiduran di kasur. Saat tidur-tiduran tiba-tiba nada smartphone ada BBM masuk. Saya buka dan baca, ternyata banyak temen-temen yang BBM menanyakan hasil SNMPTN. Kebanyakan dari teman-teman kepo dengan hasil SNMPTN saya karena kebetulan saya adalah peringkat satu di kelas dan dari mereka merasa yakin saya akan lulus, walau awalnya meragukan pilihan saya.
Namun saya sedikit menghiraukan mereka, saya masih dengan kalem dan santainya berbaring di kasur. Pikir saya website akan overload karena baru saja dibuka. Saya melihat jam, dan jam menunjukkan pukul 13.15 WIB, saya masih bersantai. Sembari bersantai, saya baca-baca ru di BBM dan kebanyakan dari mereka update lulus SNMPTN. Update-an mereka membuat kalem saya hilang dan jadi kepo ingin cepat-cepat mengetahui hasil SNMPTN. Dan tepat pukul 13.33 saya membuka website SNMPTN, ternyata keadaan berbalik 180 derajat tidak seperti pendaftaran, website sangat cepat dan mudah diakses. Mungkin karena panitia menyediakan laman minor untuk cek hasil. Saya diarahkan ke web pengumuman:
Saya memasukan No NISN dan tanggal lahir sesuai perintah. Dan hasilnya adalaaaaaaaaaaah: jreng-jreng
Saya mendapat tanda merah yang bertuliskan “
Anda dinyatakan tidak lulus seleksi SNMPTN 2016”. Jangan ditanya deh perasaan saya gimana, jelas sedih, kecewa. Pengen nangis ada.
Setelah mengetahui hasil SNMPTN, saya ikut-ikutan update di BBM kurang lebih seperti ini: “Anda dinyatakan tidak lulus SMPTN 2016, ada yang tahu gak maksudnya apa” disitu saya berpura-pura bego. Setelah saya update itu, banyak teman-teman yang tanya gimana hasilnya, basa-basi gitu, sudah jelas saya tidak lulus. Tapi ya itulah teman, tidak mau membuat temannya tersinggung dan terus memberikan support.
Yang membuat saya semakin sedih adalah orangtua, terutama mamih. Mamih sangat optimis banget kalau saya akan lolos di UIN Jakarta, karena nilai rapot saya besar katanya. Mamih tidak tahu saja saingan saya se-Indonesia bukan se-MAN Purwakarta.
Tiba-tiba handphone berdering tanda telepon masuk, saya baca bertuliskan “Mamih”. Disitu saya semakin deg-degan, mau ngomong apa. Padahal mamih juga belum tahu kalau hasil SNMPTN jadi tanggal 9, kontak batin mungkin ya. Dengan suara so tegar tanpa masalah saya angkat, dan memberanikan diri untuk bilang.
“Mah, egi teu lulus SNMPTN di UIN Jakarta. Pengumumanna dipajukeun jadi tanggal 9”
“Hah terus kumaha? Nyanggeus kenbae, ayena mah fokus weh di IPDN jeung BCA” my mamih said.
Ya kurang lebih seperti itulah percakapan kami, dalam bahasa Sunda. Saya mendengar suara mamih mulai mengecil, tanda kesedihan mungkin ya tapi beliau berusaha menyembunyikan dan terus memberikan support. Disitu saya merasa senang juga posisi lagi di Bandung, jadi saya tidak melihat bagaimana raut muka mamih yang kecewa, sedih, berpikir anaknya akan lolos tapi ternyata Allah berkehendak lain.
Tapi tak apa Dik. Esok lusa, tak akan ada lagi air mata menetes di pipi. Pengumuman itu hanyalah kerikil kecil, satu dari beribu ujian yang akan mengantarkanmu pada kesuksesan. Semangat!! Matahari saja tetap bersinar :D
–TAMAT-